Hari Jumat (21/09) kemarin, aku sama Bunny mengunjungi tempat praktik dr. Prama di bilangan Sederhana, Bandung. Kami dapat info tentang dokter ini dari Mbak Danti yang sebelumnya sudah pergi ke sana. Dokter Prama ini kalau dilihat-lihat dari akun Instagramnya sih merupakan dokter yang concern sama pola makan dan seringkali dijadikan rujukan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.
Tujuan aku ke dokter Prama sih karena tertarik dengan pemeriksaan yang bisa dilakukan di sana, yakni SCIO. Kalau kalian sering ketemu aku, pasti sadar kalo aku tuh gampang banget drop badannya. Ada perubahan temperatur atau cuaca, langsung deh pilek terus ujung-ujungnya sesak napas. Aku juga gampang banget capek meskipun gak melakukan suatu pekerjaan yang berat. Pencernaan juga tampaknya bermasalah.
Kebayang kan kalau pergi ke dokter umum, gimana harus ngejelasin probelematika kesehatan ini. 😭 Makanya aku butuh banget pemeriksaan yang holistik dan menelusuri akar permasalahan.
Nah, SCIO atau Scientific Consciousness Interface Operations System ini merupakan alat scanning dan terapi yang menerima sinyal elektromagnetik dari tubuh. Alat ini bisa mendeteksi virus, defisiensi zat, alergi, dan kelemahan, dan abnormalitas dalam tubuh.
Waktu aku reservasi ke dokter Prama, aku langsung ditanyain nama lengkap serta tempat dan tanggal lahir. Wow, buat apa ya? Rupanya, nama serta tempat-tanggal lahir kita memiliki frekuensi spesifik yang membantu proses scanning-nya. Menarik kaannn, kayak nanya weton ke Mbah Sudjiwo Tedjo (?) SCIO ini bisa dijadikan alat terapi dengan cara mengirim frekuensi sehingga tercapai kondisi tubuh yang homeostasis. Kalau mau cari tau lebih lengkap tentang SCIO, bisa dibaca di sini.
Singkat kata, sampai lah kami di tempat praktik dokter Prama. Tempatnya berupa rumah, nyaman dan asri banget! Waktu itu Bunny duluan yang diperiksa, aku nunggu di sofa sambil deg-degan parah, soalnya aku kalo lagi "dibongkar" suka langsung mewek. 😭 Setelah 30 menit Bunny diperiksa, tiba lah giliran aku.
Setelah bersalamandengan tangan dingin dan keringetan, aku dipersilakan duduk. Di depan aku terdapat alat SCIO yang disambungkan ke laptop dokter. Setelah prolog blablabla, dimulai lah sesi pemeriksaan ini....
👨: "Oke, kita bahas dari bawaan lahir dulu ya. Dirimu itu, dari sananya tidak memiliki kemampuan untuk adil terhadap diri. Jadi kamu kesulitan mengontrol diri dan cenderung judgemental.
👩 : (Shock, tapi bener sih. Mungkin kemampuan menilai orang ini bisa dikembangkan lebih lanjut jadi hal yang berguna 😝)
👨 : "Terus, koordinasi antara kepala sama anggota badan kamu itu rada misleuk. Jadi kamu sering nabrak atau jatohin barang. Body mapping-nya ga bagus dari sananya.
👩 : "Nah, iya dok. Makanya saya ga berani bawa kendaraan. "
👨 : "Hmmm, kamu juga kesulitan memetabolisme energi. Jadi kadang bisa bertenaga banget, kadang bisa drop banget. Lalu, dirimu tuh moody parah. Kamu termasuk orang yang terpengaruh bulan purnama, jadi kalo purnama dateng perhatiin deh, kalo gak gering, ya rungsing."
👩 : (Melongo)
👨: "Kamu harus sering sharing sama orang lain ya. Soalnya kalo kamu ga berbagi sama orang lain, skenario di otak kamu itu makin aneh-aneh. Kamu juga harus berani marah. Kamu tuh berani ngomong, tapi ga berani marah, makanya bermasalah di tenggorokan."
👨: "Terus, dirimu teh terlalu bageur bari jeung habis itu ngeluh, 'Naha sih kudu urang?', kamu juga sering berharap orang lain ngerti perasaan dan pikiran kamu, tapi kamunya ga bilang, jadi frustrasi sendiri. Kamu juga pikirannya jauh banget ke depan. Jadi bikin kamu capek dan ga bisa menikmati saat ini. "
👩: (Hanya bisa tersenyum takzim)
👨:"Kondisi emosi kamu sekarang itu kayak orang autistik. Kamu menutupi diri dari dunia luar. Pokoknya orang lain taunya lo baik-baik aja, padahal henteu. Kamu tuh sekarang lagi bingung, takut, tau harus berubah tapi sering teralihkan."
👩 : (Mulai berang) "DOK, INI DUKUN YA SEBENERNYA?!"
👨 : "Lain, ieu mah lain dukun. Tuh cuma bacain yang ada di sini (Liatin grafik-grafik di laptopnya) Hmm... dirimu butuh pelukan ya? Uuuu, ciyan."
👩: "HUHUHU, IYA DOK. TAPI KUMAHA ATUH GA ADA YANG MELUK NIH!" (Cry sekebon 😭)
👨 : "Soalnya dirimu teh tipe yang meluk gitu kan, mengayomi. Tapi kamu juga butuh. Wayahna we jeung babaturan heula lah."
👩 : (Hanya bisa meringis)
👨 : "Kamu pernah coba jadi vegetarian ya? Di sini terdeteksi soalnya. Terus di sini terdeteksi juga kalau kamu keracunan babi. Pan teu lucu nya, dijilbab, tapi keracunan babi."
👩 : (WHAAATTT?!) (Terus mikir, dari mana ya konten babi ini? Dokternya sih bilang mungkin dari gelatin yang terdapat di gelatto, permen, atau cokelat, tapi aku jarang banget konsumsi itu. Aku sih curiga sama pelembap Cetaph*l yang aku pake. Soalnya mengadung glycerin. Glycerin tuh berasal dari babi ga siihhh?)
Dan begitulah sesi konsultasi yang memakan waktu sampai dengan 40 menit itu. Kerjaan aku saat itu hanya ngangguk-angguk dan ketawa miris. Alhamdulillah ya, ga jadi nangis depan dokternyaaa....
Keluar ruangan dokter, aku dipanggil Mbak Perawat buat bayar dan nebus "obat". Biaya pemeriksaan SCIO Rp350.000. Aku dikasih kapsul untuk meningkatkan imunitas (Rp60.000) serta bachflower untuk meredakan kecemasan (Rp200.000). Tapi si bachflower ga aku ambil karena buat sobat misqueen yang sedang tidak punya penghasilan ini, ku tak shanggup.
Anggap saja apa yang aku tuliskan ini sebagai bentuk sharing atas apa yang terjadi akhir-akhir ini ya. Kan kata dokternya aku disuruh banyak sharing pikiran dan perasaan. Jadi saat ini memang I'm not okay, but it's okay. Kalo boleh minta peluknya juga doonnggg~
Sebenarnya poin SCIO-nya belum beres sih. Next, aku bakal tulis tentang hal-hal yang sifatnya lebih ke fisik: Leaky Gut Syndrome, si permasalahan sejuta umat serta bagaimana meredakannya dengan pola makan sehat.
Ditunggu ya postingan selanjutnya, semoga mood-nya ga keburu drop! 😝
Bagian 2: Karena Berbagai Penyakit Berasal dari Perut
Tujuan aku ke dokter Prama sih karena tertarik dengan pemeriksaan yang bisa dilakukan di sana, yakni SCIO. Kalau kalian sering ketemu aku, pasti sadar kalo aku tuh gampang banget drop badannya. Ada perubahan temperatur atau cuaca, langsung deh pilek terus ujung-ujungnya sesak napas. Aku juga gampang banget capek meskipun gak melakukan suatu pekerjaan yang berat. Pencernaan juga tampaknya bermasalah.
Kebayang kan kalau pergi ke dokter umum, gimana harus ngejelasin probelematika kesehatan ini. 😭 Makanya aku butuh banget pemeriksaan yang holistik dan menelusuri akar permasalahan.
Nah, SCIO atau Scientific Consciousness Interface Operations System ini merupakan alat scanning dan terapi yang menerima sinyal elektromagnetik dari tubuh. Alat ini bisa mendeteksi virus, defisiensi zat, alergi, dan kelemahan, dan abnormalitas dalam tubuh.
Waktu aku reservasi ke dokter Prama, aku langsung ditanyain nama lengkap serta tempat dan tanggal lahir. Wow, buat apa ya? Rupanya, nama serta tempat-tanggal lahir kita memiliki frekuensi spesifik yang membantu proses scanning-nya. Menarik kaannn, kayak nanya weton ke Mbah Sudjiwo Tedjo (?) SCIO ini bisa dijadikan alat terapi dengan cara mengirim frekuensi sehingga tercapai kondisi tubuh yang homeostasis. Kalau mau cari tau lebih lengkap tentang SCIO, bisa dibaca di sini.
Singkat kata, sampai lah kami di tempat praktik dokter Prama. Tempatnya berupa rumah, nyaman dan asri banget! Waktu itu Bunny duluan yang diperiksa, aku nunggu di sofa sambil deg-degan parah, soalnya aku kalo lagi "dibongkar" suka langsung mewek. 😭 Setelah 30 menit Bunny diperiksa, tiba lah giliran aku.
Setelah bersalaman
👨: "Oke, kita bahas dari bawaan lahir dulu ya. Dirimu itu, dari sananya tidak memiliki kemampuan untuk adil terhadap diri. Jadi kamu kesulitan mengontrol diri dan cenderung judgemental.
👩 : (Shock, tapi bener sih. Mungkin kemampuan menilai orang ini bisa dikembangkan lebih lanjut jadi hal yang berguna 😝)
👨 : "Terus, koordinasi antara kepala sama anggota badan kamu itu rada misleuk. Jadi kamu sering nabrak atau jatohin barang. Body mapping-nya ga bagus dari sananya.
👩 : "Nah, iya dok. Makanya saya ga berani bawa kendaraan. "
👨 : "Hmmm, kamu juga kesulitan memetabolisme energi. Jadi kadang bisa bertenaga banget, kadang bisa drop banget. Lalu, dirimu tuh moody parah. Kamu termasuk orang yang terpengaruh bulan purnama, jadi kalo purnama dateng perhatiin deh, kalo gak gering, ya rungsing."
👩 : (Melongo)
👨: "Kamu harus sering sharing sama orang lain ya. Soalnya kalo kamu ga berbagi sama orang lain, skenario di otak kamu itu makin aneh-aneh. Kamu juga harus berani marah. Kamu tuh berani ngomong, tapi ga berani marah, makanya bermasalah di tenggorokan."
👨: "Terus, dirimu teh terlalu bageur bari jeung habis itu ngeluh, 'Naha sih kudu urang?', kamu juga sering berharap orang lain ngerti perasaan dan pikiran kamu, tapi kamunya ga bilang, jadi frustrasi sendiri. Kamu juga pikirannya jauh banget ke depan. Jadi bikin kamu capek dan ga bisa menikmati saat ini. "
👩: (Hanya bisa tersenyum takzim)
👨:"Kondisi emosi kamu sekarang itu kayak orang autistik. Kamu menutupi diri dari dunia luar. Pokoknya orang lain taunya lo baik-baik aja, padahal henteu. Kamu tuh sekarang lagi bingung, takut, tau harus berubah tapi sering teralihkan."
👩 : (Mulai berang) "DOK, INI DUKUN YA SEBENERNYA?!"
👨 : "Lain, ieu mah lain dukun. Tuh cuma bacain yang ada di sini (Liatin grafik-grafik di laptopnya) Hmm... dirimu butuh pelukan ya? Uuuu, ciyan."
👩: "HUHUHU, IYA DOK. TAPI KUMAHA ATUH GA ADA YANG MELUK NIH!" (Cry sekebon 😭)
👨 : "Soalnya dirimu teh tipe yang meluk gitu kan, mengayomi. Tapi kamu juga butuh. Wayahna we jeung babaturan heula lah."
👩 : (Hanya bisa meringis)
👨 : "Kamu pernah coba jadi vegetarian ya? Di sini terdeteksi soalnya. Terus di sini terdeteksi juga kalau kamu keracunan babi. Pan teu lucu nya, dijilbab, tapi keracunan babi."
👩 : (WHAAATTT?!) (Terus mikir, dari mana ya konten babi ini? Dokternya sih bilang mungkin dari gelatin yang terdapat di gelatto, permen, atau cokelat, tapi aku jarang banget konsumsi itu. Aku sih curiga sama pelembap Cetaph*l yang aku pake. Soalnya mengadung glycerin. Glycerin tuh berasal dari babi ga siihhh?)
Dan begitulah sesi konsultasi yang memakan waktu sampai dengan 40 menit itu. Kerjaan aku saat itu hanya ngangguk-angguk dan ketawa miris. Alhamdulillah ya, ga jadi nangis depan dokternyaaa....
Keluar ruangan dokter, aku dipanggil Mbak Perawat buat bayar dan nebus "obat". Biaya pemeriksaan SCIO Rp350.000. Aku dikasih kapsul untuk meningkatkan imunitas (Rp60.000) serta bachflower untuk meredakan kecemasan (Rp200.000). Tapi si bachflower ga aku ambil karena buat sobat misqueen yang sedang tidak punya penghasilan ini, ku tak shanggup.
Anggap saja apa yang aku tuliskan ini sebagai bentuk sharing atas apa yang terjadi akhir-akhir ini ya. Kan kata dokternya aku disuruh banyak sharing pikiran dan perasaan. Jadi saat ini memang I'm not okay, but it's okay. Kalo boleh minta peluknya juga doonnggg~
Sebenarnya poin SCIO-nya belum beres sih. Next, aku bakal tulis tentang hal-hal yang sifatnya lebih ke fisik: Leaky Gut Syndrome, si permasalahan sejuta umat serta bagaimana meredakannya dengan pola makan sehat.
Ditunggu ya postingan selanjutnya, semoga mood-nya ga keburu drop! 😝
Bagian 2: Karena Berbagai Penyakit Berasal dari Perut
Kak boleh info tempat tes asCIO lengkapnya dmn?
BalasHapus